BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada
dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui
pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi.
Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu
tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah
memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi
yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya.
Program pendidikan dan
pembelajaran seperti yang berlangsung saat ini oleh karenanya harus lebih
diarahkan atau lebih berorientasi kepada individu peserta didik. Kenyataan
menunjukkan bahwa program pendidikan yang berlangsung saat ini lebih banyak
dilaksanakan dengan cara membuat generalisasi terhadap potensi dan kemampuan
siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman pendidik tentang
karakteristik individu.
Muncul keluhan dari
pendidik atau guru bahwa mereka merasa bahwa
menjelaskan sejelas jelasnya tetapi ada saja anak didik yang tidak dapat memahami
pelajaran dengan baik. Setiap kali orang belajar pasti melibatkan pikirannya
dan didalam pikiran tersebut ada kecerdasan. Salah satu temuan yang sangat
bermanfaat adalah bahwa setiap individu memiliki tidak hanya memiliki satu
kecerdasan tetapi lebih yaitu disebut juga multiple intelligences atau
kecerdasan ganda. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahasnya di dalam
makalah ini yaitu tentang “kecerdasan ganda (multiple intelligences)”.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa itu kecerdasan ?
2.
Sebutkan jenis-jenis kecerdasan ganda ?
3.
Bagaimana meningkatkan kecerdasan ganda ?
4. Apa kegiatan untuk Meningkatkan
Kecerdasan Ganda ?
5. Sebutkan Faktor-Faktor Penting dalam
Implementasi Teori Kecerdasan Ganda ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui pengertian kecerdasan.
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis
kecerdasan ganda.
3.
Mengetahui
cara-cara yang dilakukan pendidik dalam
meningkatkan kecerdasan ganda.
4.
Untuk mengetahui Faktor- Faktor Penting dalam
Implementasi Teori Kecerdasan Ganda.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat
yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Sebagai wahana untuk melatih diri dalam
pembuatan makalah yang berwawasan ilmu pengetahuan.
2.
Sebagai informasi tentang kecerdasan
ganda dan jenis - jenisnya.
3.
Agar pembaca dapat mengetahui bahwa
manusia memiliki kecerdasan yang ganda sehingga dapat melatih diri dengan
kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kecerdasan Ganda
Istilah kecerdasan atau intelegensi bukanlah sesuatu yang baru baik bagi
pribadi maupun di masyarakat umum. Namun sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, ilmu tentang kecerdasan pun berkembang yang mana meliputi
perkembangan otak manusia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
atau KBBI (Depiknas, 2001) menyatakan
bahwa kata cerdas berarti :“sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir,
mengerti,dll); tajam pikiran; sempurna pertumbuhan tubuhnya ( sehat, kuat )”.
Sedangkan kecerdasan berarti: “ perihal cerdas; perbuatan mencerdaskan;
kesempurnaan perkembangan akal budi ( seperti kepandaian, ketajaman pikiran )
“. Jadi, kecerdasan ganda adalah suatu kesempurnaan perkembangan akal budi baik
dari pemikiran, kecakapan, emosional, dan moral seseorang.
Seorang filsuf, Prof. Robert Ornstein dari Universitas California, meneliti
tentang potensi otak dan sifat-sifat fisik nya. Ia menemukan bahwa otak manusia
memiliki kemampuan yang jauh lebih besar daripada yang kita bayangkan. Otak
manusia terdiri dari dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri.
Belahan kiri mengendalikan aktivitas-aktivitas mental yang mencakup Matematika,
Bahasa, Logika, Analisis, Menulis, dan aktivitas-aktivitas yang sejenis
sedangkan otak sebelah kanan menangani aktivitas-aktivitas yang mencakup
imajinasi, warna, musik, irama/ritme, melamun, dan aktivitas-aktivitas lain
yang sejenis. Ia mengatakan bahwa semua manusia memiliki semua kemampuan
tersebut karena setiap manusia memiliki satu otak yang utuh. Proses berpikir,
menurut Ornstein, adalah menyajikan dan menangkap kombinasi informasi yang
kompleks antara kata-kata, gambar, warna, suara, dan lain-lain mendekati
operasi alamiah dan berpikir.
Sementara itu, Prof. Howard Gardner, seorang ahli psikologi kognitif dari
Universitas Harvard meneliti tentang kecerdasan manusia. Ia mengatakan bahwa IQ
tidak boleh di anggap sebagai tinggi atau rendah seperti tekanan darah manusia,
dan kecerdasan seseorang tidak dapat di ukur secara mutlak dengan tes-tes IQ.
Ia mengatakan bahwa tes IQ hanya mampu mengukur kemampuan seseorang dalam mengerjakan
tes IQ tersebut saja. Selanjutnya, ia menemukan bahwa setiap orang memiliki
beberapa kecerdasan, tidak hanya satu kecerdasan. Ia menyebutkan dengan
kecerdasan ganda atau intelegensi ganda atau multiple intelligences. Yang
dimaksud dengan inteligensi ganda adalah, kemampuan untuk memecahkan masalah
dan menciptakan suatu produk yang bernilai dalam satu latar belakang budaya
tertentu. Artinya, setiap orang jika dihadapkan pada satu masalah, ia memiliki
sejumlah kemampuan untuk memecahkan masalah yang berbeda sesuai dengan konteks
nya.
Ornstein dan Gardner menyebutkan bahwa intelegensi seseorang terdiri dari
intelegensi bahasa/linguistik, logis matematis, visual spasial, kinestetik,
interpersonal, intrapersonal, musikal, dan naturalis. Perbedaan pendapat antara
Ornstein dan Gardner adalah Gardner tidak memisahkan letak jenis-jenis
intelegensi di belahan otak. Ia lebih mengutamakan bahwa jenis-jenis
intelegensi tersebut harus dikembangkan secara berimbang, agar setiap individu
dapat mengembangkan seluruh kemampuannya secara maksimal.
B.
Jenis- Jenis Intelegensi
Ada delapan jenis intelegensi yang dikemukakan oleh Howard Gardner :
1. Intelegensi Bahasa (Linguistik)
Intelegensi bahasa mencakup
kemampuan-kemampuan berpikir dengan kata-kata, seperti kemampuan untuk memahami
dan merangkai kata dan kalimat baik tulisan maupun tertulis.
Berikut ini karakteristik
individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi bahasa.
a.
Senang
membaca buku atau apa saja, bercerita atau mendongeng.
b.
Senang
berkomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskusi, dan senang berbahasa asing.
c.
Pandai
menghubungkan atau merangkai kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tertulis.
d.
Pandai
menafsirkan kata-kata atau paragraf baik secara lisan maupun tertulis.
e.
Senang
mendengarkan musik dan sebagainya dengan baik.
f.
Pandai
mengingat dan menghapal.
g.
Humoris.
Contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan bahasa
yaitu:
1)
Pengarang
2)
Penyair
3)
Wartawan
4)
Pembicara
5)
Pembaca berita
2.
Intelegensi
Logis-Matematis
Intelegensi logis matematis adalah kemampuan berpikir dalam penalaran atau
menghitung, seperti kemampuan menelaah masalah secara logis, ilmiah,dan
matematis. Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan
matematis logis adalah ilmuwan, matematikawan, akuntan, insinyur, dan
pemprogram komputer.
Berikut ini karakteristik
individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi logis-matematis.
a.
Senang
bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki.
b.
Senang,
pandai berhitung dan bermain angka.
c.
Senang
mengorganisasikan sesuatu atau menyusun skenario.
d.
Mampu
berpikir logis baik induktif maupun deduktif.
e.
Senang
silogisme.
f.
Senang
bepikir abstraksi dan simbolis.
3.
Intelegensi
Visual Spasial
Intelegensi visual spasial, yaitu kemampuan berpikir dalam citra dan
gambar. Seperti kemampuan untuk membayangkan bentuk suatu objek. Contoh
– contoh orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah pelaut, pilot, pematung,
pelukis daan arsitek.
Berikut ini karakteristik
individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi visual spasial.
a.
Senang
merancang sketsa, gambar, desain grafik, tabel.
b.
Peka
terhadap citra, warna, dan sebagainya.
c.
Pandai
memvisualisasikan ide.
d.
Imaginasinya
aktif.
e.
Mudah
menemukan jalan dalam ruang.
f.
Mempunyai
persepsi yang tepat dari berbagai sudut.
g.
Mengenal
relasi benda-benda dalam ruang.
4.
Intelegensi
Musikal
Intelegensi musikal adalah
kemampuan berpikir dengan nada, irama, dan melodi juga pada suara alam. Orang-orang
yang memilki kecerdasan musikal yang baik antara lain: komposer, konduktor,
musisi, kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang sensitif terhadap
unsur suara.
Berikut ini karakteristik
individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi musikal.
a.
Pandai
mengubah atau menciptakan musik.
b.
Senang dan
pandai bernyanyi.
c.
Pandai
mengoperasikan musik serta menjaga ritme.
d.
Mudah
menangkap musik.
e.
Peka
terhadap suara dan musik.
Dengan dikaitkan musik,
seseorang akan lebih mudah mengingat
sesuatu dan mengekspresikan gagasan - gagasan atau ide - ide.
5.
Intelegensi
Kinestetik Tubuh
Intelegensi kinestetik tubuh, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan
gerakan tubuh termasuk gerakan motorik otak yang mengendalikan tubuh seperti
kemampuan untuk mengendalikan dan menggunakan badan dengan mudah dan cekatan. Contoh-contoh
orang yang memiliki kecerdasan kinestetik yaitu atlet, penari, ahli bedah, dan
pengrajin.
Berikut ini karakteristik
individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi kinestetik tubuh.
a.
Senang
menari ataupun akting.
b.
Pandai dan
aktif dalam olahraga tertentu.
c.
Mudah berekspresi
dengan tubuh.
d.
Mampu
memainkan mimik.
e.
Koordinasi
dan fleksibilitas tubuh tinggi.
f.
Senang dan
efektif berpikir sambil berjalan, berlari, dan berolah raga.
g.
Pandai
merakit sesuatu menjadi suatu produk.
h.
Senang
bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu yang lama.
i.
Senang
kegiatan di luar rumah.
6.
Intelegensi
Intrapersonal
Intelegensi intrapersonal
adalah kemampuan berpikir untuk memahami diri sendiri, melakukan refleksi diri
dan bermetakognisi. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan
kemampuan dalam inteligensi intrapersonal.
a.
Mampu
menilai diri sendiri/introspeksi diri, bermeditasi.
b.
Mampu
mencanangkan tujuan, menyusun cita-cita dan rencana hidup yang jelas.
c.
Berjiwa
independen/bebas.
d.
Mudah
berkonsentrasi.
e.
Keseimbangan
diri.
f.
Senang mengekspresikan
perasaan-perasaan yang berbeda.
g.
Sadar akan
realiatas spiritual.
7.
Intelegensi
Interpersonal (Sosial)
Intelegensi interpersonal
adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Kecerdasan
interpersonal akan dapat dilihat dari beberapa orang seperti: guru yang sukses,
pekerja sosial, aktor, politisi. Berikut ini
karakteristik individu yang menunjukkan
kemampuan dalam intelegensi interpersonal.
a.
Mampu
beroraganisasi, menjadi pemimpin dalam suatu oraganisasi.
b.
Mampu
bersosialisasi.
c.
Senang
permainan kelompok daripada individual.
d.
Biasanya
menjadi tempat mengadu orang lain.
e.
Senang
berkomunikasi verbal dan nonverbal.
f.
Peka
terhadap teman.
g.
Suka memberi
feedback.
h.
Mudah
mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi orang lain.
8.
Intelegensi
Naturalis
Intelegensi naturalis adalah
kemampuan untuk memahami gejala alam. Para pecinta alam
adalah contoh orang tergolong sebagai orang – orang yang memiliki kecerdasan
ini. Berikut ini karakteristik
individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi naturalis.
a.
Senang
terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang, berinteraksi
dengan binatang, berburu.
b.
Pandai
melihat perubahan alam, meramal cuaca, meneliti tanaman.
c.
Senang
kegiatan di alam terbuka.
Pada dasarnya, kedelapan
kecerdasan ini memiliki kekuatan dan bobot yang sama. Hasil pengembangan suatu
jenis kecerdasan akan sangat tergantung pada bagaimana kita menempatkannya.
C. Cara
Meningkatkan Kecerdasan
1. Bagaimana
Cara Meningkatkan Seluruh Indra Anak Didik?
Ada tiga cara yang dapat
dilakukan untuk mengaktifkan seluruh indra anak didik, yaitu sebagai berikut.
Pertama :
melatih cara mendengar yang efektif
Telinga bagi
manusia adalah instrument yang luar biasa. Melalui telinga otak menerima bunyi
dan membuat duplikat bunyi tersebut dan mengulang seluruh bunyi tersebut
seperti suatu simponi. Selain itu, pendengaran juga merupakan salah satu unsur
pokok dalam pembentukan imajinasi dan kreativitas.
Kedua : melatih mata untuk membaca cepat dan
efekif.
Mata merupakan bukti keajaiban
mekanisme biologis. Melalui mata otak dapat menerima fakta-fakta yang
menakjubkan yang dapat memberikan rangsangan yang lebih kaya, sehingga mata
dapat melihat jeli, analitis dan akurat. Mata sangat erat dengan kemampuan
membaca. Kecepatan membaca orang normal rata-rata 300 kata permenit dengan
kemampuan mengingat 40-70% dari seluruh isi bacaan. Bagi seseorang yang
terampil kecepatan membacanya dapat mencapai 600 kata permenit dengan kemampuan
mengingat isi bacaan secara utuh.
Ketiga : melatih keterampilan menulis atau
membuat catatan yang cepat dan tepat. Mengenai keterampilan ini, penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut.
a.
Ada siswa
yang tidak mencatat sama sekali.
b.
Ada siswa
yang diberikan catatan lengkap yang dibuatkan oleh guru.
c.
Ada siswa
yang membuat catatan lengkap sendiri.
d.
Ada siswa
yang diberikan catatan berupa rangkuman oleh guru.
e.
Ada siswa
yang membuat catatan berupa rangkuman sendiri.
f.
Ada siswa
yang diberikan catatan berupa kata-kata kunci dari guru.
g.
Ada siswa
yang diberikan catatan berupa kata-kata kunci sendiri.
Siswa yang
terakhir inilah yang paling bagus hasil belajarnya. Hal ini karena pikiran
hanya dapat mengingat kata-kata bukan kalimat. Kata-kata kunci merupakan
kata-kata inti yang menghubungkan satu pengertian dengan pengertian berikutnya
dalam suatu bacaan.
Dengan
melatih indra-indra anak didik pada setiap kegiatan pembelajaran maka akan
mengaktifkan seluruh potensi kecerdasan yang dapat bekerja sama secara
menyeluruh untuk menangkap isi pelajaran mendekati proses alamiah dalam proses
berpikir.
2. Bagaimana
Melatih Kecerdasan yang Berimbang?
Sudah waktunya kita sebagai
guru menerapkan teknik-teknik pembelajaran yang dapat menciptakan suasana
belajar secara praktis. Dengan cara ini anak didik akan dapat mengalami dan menghayati
apa yang dipelajari secara utuh.
Langkah yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut :
Pertama : Mengidentifikasikan intelegensi anak
didik.
Caranya adalah sebelum memulai
pelajaran guru dapat memberikan tes atau angket kepada siswanya untuk menjelajahi
intelegensi mereka. Pertanyaan-pertanyaan itu dibaca dan diisi sendiri oleh
siswa kemudian guru mengolahnya. Dengan cara ini guru dapat melihat intelegensi
mana yang paling menonjol pada siswa.
Selain dengan tes,
mengidentifikasikan inteligensi juga dapat dilakukan dengan observasi.
Observasi dapat dilakukan terhadap apa yang dilakukan anak didik di kelas dan
kegiatan di luar kelas.
Kedua : Menyusun rencana pelajaran yang dapat mengembangkan beberapa kecerdasan, seperti :
a.
Mengorganisasikan
isi atau materi pelajaran sedemikian rupa sehingga menjadi menarik dan dapat
merangsang indra semaksimal mungkin.
b.
Memilih
strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh intelegensi/kecerdasan.
c.
Merancang
dan membuat tugas atau penelitian yang dapat menggali seluruh kecerdasan.
Ketiga : Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh intelegensi/kecerdasan anak didik. Kegiatan
yang dilakukan oleh guru melalui cara ini, diantaranya adalah:
a.
Menerapkan
rencana pelajaran yang telah dirancang untuk mengembangkan beberapa kecerdasan.
b.
Menerapkan
keterampilan dasar mengajar yang dapat mengembangkan intelegensi/kecerdasan
anak didik.
Tugas guru adalah
mengkombinasikan dan memadukan intelegensi-intelegensi tersebut sebanyak
mungkin dan membuat mereka senang belajar sehingga mereka mampu menggunakan
intelegensi. Anak didik seperti inilah disebut anak yang cerdas karena seluruh
kecerdasannya berkembang secara berimbang.
3. Bagaimana
Melatih Silang Kecerdasan yang Berbeda ?
Yang dimaksud dengan “silang”
di sini adalah setiap intelegensi/kecerdasan anak didik tidak dikembangkan
secara bersamaan, tetapi dikembangkan satu per satu secara terpisah. Tujuannya
adalah agar anak didik dapat mengasah setiap bagian kecerdasannya selama waktu
tertentu.
Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam membangun stasiun kecerdasan adalah sebagai berikut :
a.
Pilih
materi/isi pelajaran yang khusus berdasarkan tingkat kesulitannya.
b.
Identifikasi
semua kemampuan yang ada dalam setiap jenis kecerdasan.
c.
Klasifikasikan
isi/bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang ada disetiap jenis
kecerdasan, sampai menghasilkan satu-satu stasiun kecerdasan.
d.
Tempatkanlah
setiap stasiun kecerdasan ini di tempat-tempat yang sering dikunjungi anak
didik atau yang mudah terlihat dari berbagai arah.
D. Kegiatan untuk Meningkatkan
Kecerdasan Ganda
Sejumlah cara
atau metode dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan individu.
Setiap metode digunakan untuk meningkatkan jenis kecerdasan yang spesifik
yaitu:
Meningkatkan
kecerdasan bahasa dapat dilakukana dengan cara mengadakan permainan merangkai
kata, buatlah buku harian atau usahakan untuk menulis tentang apa saja yang ada
dalam pikiran setiap harinya sebanyak 250 kata, dan sediakan waktu untuk
bercerita secara teratur dengan keluarga atau sahabat.
Cara untuk
meningkatkan kecerdasan spasial yaitu seringlah berlatih permainan gambar
tiga dimensi, puzzle, kubus, dan teka-teki visual lainnya, dekorasi ulang
interior dan taman rumah, buatlah struktur benda dengan logo, atau bahan mainan
tiga dimensi lainnya.
Meningkatkan
kecerdasan matematis logis dapat dilakukan dengan cara berlatih menghitung
soal-soal matematika sederhana di kepala ( berapa 21 X 40 dalam 5 detik),
pelajari cara menggunakan sempoa, sering-seringlah mengisi teka-teki
silang/asah otak lainnya.
Kecerdasan
musikal dapat dilatih dengan cara mengunjungi konser atau pertunjukan
musik, bernyanyilah di kamar mandi atau di manapun yang memungkinkan untuk
bersenandung, luangkan waktu selama satu jam setiap minggu untuk mendengarkan
gaya musik yang tidak dikenal akrab (western, jazz, country, world music ,dll).
Meningkatkan
kecerdasan kinestetik dapat dilakukan dengan carai bergabung dan berlatih
berdsama dengan klub olahraga di lingkungan, pelajarilah kegiatan dansa,
kumpulkanlah berbagai macam benda yang memiliki beragam tekstur dan
bentuknya khas, cobalah kenali benda-benda tersebut dengan mata tertutup.
Cara atau
metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal yaitu:
belilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan,
kerabat, dan orang lain, serta tetaplah menjalin hubungan dengan mereka;
luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekkan mendengarkan
secara aktif dengan pasangan hidup atau sahabat dekat; bekerjasamalah dengan
satu orang atau lebih dalam sebuah proyek yang berdasarkan pada kesamaan minat
(seni kain perca, pemain bass, penulisan artikel tentang pantai).
Meningkatkan
kecerdasan intrapersonal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : pilihlah
tokoh favorit yang positif, dan baca serta jadikan mereka sebagai kawan
imajinasi dalam memecahkan suatu permasalahan yang membutuhkan waktu pemahaman
yang dalam, lakukanlah sesuatu yang menyenangkan diri sekurang-kurangnya sekali
sehari, luangkan waktu sekitar sepuluh menit setiap sore hari untuk meninjau
kembali secara mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang dialami.
Metode yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan naturalis antara lain
peliharalah hewan favorit, tingkatkan frekuensi melihat acara-acara mengenai
program flora dan fauna, (ini yang paling mudah) cobalah untuk menahan dari
untuk tidak merusak lingkungan, seperti mencorat-coret meja, menginjak
rumput kantor, memetik bunga yang sedang tumbuh.
Tabel berikut
(Tabel. 1.) menggambarkan tentang kecenderungan dan kegemaran dan
perilaku yang dapat dimati dan metode belajar yang dapat diterapkan untuk
mengoptimalkan masing-masing kecerdasan.
Tabel. 1.
Kecenderungan dan Metode Belajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan
Kecerdasan Ganda
JENIS KECERDASAN
|
KECENDERUNGAN /
KEGEMARAN
|
METODE BELAJAR
|
Bahasa / Verbal
|
Gemar :
-
membaca
-
Menulis
-
Bercerita
-
Bermain kata
|
Membaca, menulis,
mendengar
|
Matematis Logis
|
Gemar :
-
bereksperimen
-
tanya jawab
-
menjawawab teka-teki
Logis
|
Berhitung, aplikasi
rumus, eksperimen
|
JENIS KECERDASAN
|
KECENDERUNGAN /
KEGEMARAN
|
METODE BELAJAR
|
Spasial
|
Gemar :
-
Mendesain
-
Menggambar
-
Berimajinasi
-
Membuat sketsa
|
Observasi, menggambar,
mewarnai, membuat peta
|
Kinestetik tubuh
|
Gemar :
-
menari
-
berlari
-
melompat
-
meraba
-
memberi isyarat
|
Membangun,
mempraktekan. menari, ekspresi
|
Musikall
|
Gemar :
-
bernyanyi
-
bersiul
-
bersenandung
|
Menyanyi, menghayati
lagu, mamainkan instrumen musik
|
Interpersonal
|
Gemar :
-
memimpin
-
berorganisasi
-
bergaul
-
menjadi mediator
|
Kerjasama dan
interaksi dengan orang lain
|
Intrapersonal
|
Gemar :
-
menyusun tujuan
-
meditasi
-
imajinasi
-
membuat rencana
-
merenung
|
Berfikir filosofi,
analitis, berfikir reflektif
|
Naturalis
|
Gemar :
-
bermain dengan flora fauna
-
mengamati alam
-
menjaga lingkungan
|
Observasi alam dan
mengidentifikasi karakteristik flora dan fauna
|
E. Faktor – Faktor Penting dalam
Implementasi Teori Kecerdasan Ganda
Implementasi
teori kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan komponen-komponen
sistem persekolahan sebagai berikut :
1. Orang
tua murid
2. Guru
3. Kurikulum
dan fasilitas
4. Sistem
penilaian
Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid,
perlu memberikan dukungan yang optimal agar implementasi teori kecerdasan ganda
di sekolah dapat berhasil. Orang tua, dalam konteks pengembangan kecerdasan
ganda perlu memeberikan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk dapat memilih
kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang
mereka miliki.
Guru memegang peran yang sangat penting dalam
implementasi teori kecerdasan ganda. Agar implementasi teori kecerdasan ganda
dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan ada dua hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
a.
Kemampuan
guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa.
b. Kemampuan
mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.
Kemampuan guru
dalam mengenali kecerdasan ganda yang dimiliki oleh siswa merupakan hal yang
sangat penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam merencanakan proses
belajar yang harus ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara yang dapat dilakukan
oleh guru untuk mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin
dekat hubungan antara guru dengan siswa, maka akan semakin mudah bagi para guru
untuk mengenali karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa.
Setelah
mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka langkah – langkah
berikutnya adalah merancang kegiatan pembelajaran. Armstrong (2004)
mengemukakan proporsi waktu yang dapat digunakan oleh guru dalam
mengimplementasikan teori kecerdasan ganda yaitu :
(1) 30
% pembelajaran langsung
(2) 30
% belajar kooperatif
(3) 30%
belajar independent
Implementasi teori kecerdasan ganda membawa
implikasi bahwa guru bukan lagi berperan sebagai sumber (resources), tapi harus
lebih berperan sebagai manajer kegiatan pembelajaran. Dalam menerapkan teori
kecerdasan ganda, sistem sekolah perlu menyediakan guru-guru yang kompeten dan
mampu membawa anak mengembangkan potensi-potensi kecerdasan yang mereka miliki.
Guru musik misalnya, selain mampu memainkan instrumen musik, ia juga
harus mampu mengajarkannya sehimgga dapat menjadi panutan yang baik bagi siswa
yang memiliki kecerdasan musikal.
Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda juga
perlu menyediakan fasilitas pendukung selain guru yang berkualitas. Fasilitas
tersebut dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam meningkatkan
kecerdasan-kecerdasan yang spesifik.
Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan
peralatan serta perlengkapan pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kecerdasan ganda. Contoh fasilitas pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda antara lain : peralatan musik,
peralatan olah raga dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih
kecerdasan spesifik.
Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang
menerapkan teori kecerdasan ganda berbeda dengan sistem penilaian yang digunkan
pada sekolah konvensional. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda pada
dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian yang digunakan
tidak berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi
pada proses dan kemajuan (progress) yang diperlihatkan oleh siswa dalam
mempelajari suatu keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang cocok
dengan sistem seperti ini adalah metode penilaian portofolio. Sistem penilaian
portofolio menekankan pada perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa
dalam mempelajari sebuah keterampilan atau pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap individu tidak hanya
memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu disebut juga multiple intelligences
atau kecerdasan ganda. Kecerdasan adalah sehimpunan kemampuan dan keterampilan
yang dimiliki individu. Kecerdasan dapat ditingkatkan dengan cara belajar yang
mengembangkan kemampuan secara penuh.
Setiap individu memiliki potensi yang unik yang harus dikembangkan menjadi
kompetensi. Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk
mengembangkan potensi individu menjadi kompetensi. Manusia, pada
dasarnya, memiliki beberapa jenis kecerdasan yang menonjol. Howard
Gardner, seorang pakar psikologi dari Harvard University, mengemukakan delapan
jenis kecerdasan yang meliputi kecerdasan:
1.
Bahasa
2.
Matematis logis
3.
Spasial
4.
Musikal
5.
Kinestetis tubuh
6.
Interpersonal
7.
Intrapersonal
8.
Naturalis
Dalam mengimplementasikan teori
kecerdasan ganda di sekolah, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu
: masyarakat dan orang tua, guru, kurikulum, fasilitas pembelajaran dan sistem
penilaian.
Strategi pembelejaran kecerdasan
ganda bertujuan agar semua potensi anak dapat berkembang. Strategi dasar
pembelajarannya dimulai dengan :
1.
Membangun/memicu kecerdasan
2.
Memperkuat kecerdasan
3.
Mengajarkan dengan/untuk kecerdasan
4.
Mentransfer kecerdasan
Sedangkan kegiatan-kegiatan dapat dilakukan dengan cara menyediakan
hari-hari karir, studi tour, biografi, pembelajaran terprogram, eksperimen,
majalah dinding, papan display, membaca buku-buku untuk mengembangkan
kecerdasan ganda, membuat table perkembangan kecerdasan anda, atau human
intelligence hunt.
Selain itu, ada beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang mengembangkan semua
kecerdasan yaitu :
1.
Mengaktifkan
seluruh indra anak didik
2.
Melatih
intelegensi/ kecerdasan yang berimbang
3.
Melatih
silang intelegensi/ kecerdasan yang berbeda.
B. Saran
Dari hasil makalah ini, penulis mengharapkan agar setiap orang mau belajar
untuk mengasah kecerdasan yang
dimilikinya sehingga jika setiap orang mampu menggunakan intelegensinya yang paling
kuat maka mereka akan menemukan bahwa belajar itu mudah dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Suciati, dkk.
(2003). Belajar dan Pembelajaran 2.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar