Jumat, 27 Juni 2014

Pengertian Perkembangan Belajar Peserta Didik



BAB. I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Maka pada unit 1 mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik ini kita akan mempelajari Konsep Dasar Perkembangan Belajar Peserta Didik yang meliputi Pengertian perkembangan belajar peseta didik dan Prinsip-prinsip perkembanganyang akan membantu pemahaman Anda tentang perkembangan belajar peserta didik dengan lebih baik.

I.2 Rumusan Masalah
Makalah ni dapat membekali anda dengan pemahaman yang komprehensif tentang konsep perkembangan peserta didi. Dengan kata lain usai mempelajari ini anda dapat :
  1. Merumuskan pengertian perkembangan, balajar, dan peserta didik
  2. Menjelaskan tentang prinsip perkembangan peserta didik
 I.3 Tujuan


                   Agar kita tahu pengertian perkembangan, belajar dan peserta didik. Kita juga bisa menjelaskan tentang prinsip-prinsip perkembangan peserta didik.

I.4 Manfaat
Makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan para pembaca, khusus nya civitas akademika Perguruan Muhamdiyah,agar dapat mengetahui mengenai tugas-tugas perkembangan peserta didik pada masa kanak-kanak.



BAB.II
PEMBAHASAN
2.1  Pengartian Perkembangan Belajar Peserta Didik
                   Pada bagian ini, Anda akan mempelajari pengertian beberapa istilah berkenaan dengan kata-kata kunci yang terangkum pada nama mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik yaitu pengertian perkembangan, pengertian belajar, dan pengertian peserta didik, khususnya peserta didik usia SD/MI. Dengan mempelajari subunit 1 ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan pengertian perkembangan, belajar, dan peserta didik, dengan menggunakan kata-kata sendiri.
2.1.1 Pengertian Perkembangan
                   Perubahan merupakan hal yang melekat pada pengertian perkembangan E.B Hurlock (istiwidayanti dan Soejarwo, 1991 ) mengemukakan bahwa perkembangan atau development merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Hal ini termasuk perubahan Kuantitatif dan Kualitatif.
                   Perubahan kuantitatif disebut juga “pertumbuhan” merupakan buah dari perubahan aspek fisik seperti penambahan berat, tinggi dan proporsi badan seseorang. Perubahan Kualitatif meliputi perubahan aspek psikofisik seperti peningkatan kemampuan berpikir, berbahasa, perubahan emosi dan sikap. Terjadinya dinamika dalam perkembangan disebabkan adanya ”kematangan dan pengalaman” yang mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi/ realisasi diri.
                   Kematangan merupakan faktor internal (dari dalam) yang dibawa setiap individu sejak lahir, seperti ciri khas, sifat, potensi dan bakat. Pengalaman merupakan intervensi faktor eksternal (dari luar) terutama lingkungan sosial budaya di sekitar individu. Kedua faktor (kematangan dan pengalaman) ini secara simultan mempengaruhi perkembangan seseorang. Seorang anak yang memiliki bakat musik dan didukung oleh pengalaman dalam lingkungan keluarga yang mendukung pengembangan bakatnya seperti menyediakan dan memberi les musik, akan berkembang menjadi seorang pemusik yang handal. Perubahan progresif yang berlangsung terus menerus sepanjang hayat memungkinkan manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana manusia hidup. Sikap manusia terhadap perubahan berbeda-beda tergantung beberapa faktor, diantaranya pengalaman pribadi, streotipe dan nilai-nilai budaya, perubahan peran, serta penampilan dan perilaku seseorang.
2.1.2 Pengertian Belajar
                   Cukup banyak para ahli yang merumuskan pengertian belajar. Slameto (1995) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara Winkel (1989) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya, sehingga menghasil-kan perubahan yang relatif menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi, belajar pada hakikatnya merupakan salah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.
                   Belajar pada abad 21, seperti yang dikemukakan Delors (Unesco, 1996), didasar-kan pada konsep belajar sepanjang hayat (life long learning) dan belajar bagaimana belajar (learning how to learn). Konsep ini bertumpu pada empat pilar pembelajaran yaitu: (1) learning to know (belajar mengetahui) dengan memadukan pengetahuan umum yang cukup luas dengan kesempatan untuk bekerja melalui kemampuan belajar bagaimana caranya belajar sehingga diperoleh keuntungan dari peluang-peluang pendidikan sepanjang hayat yang tersedia; (2) learning to do (belajar berbuat) bukan hanya untuk memperoleh suatu keterampilan kerja tetapi juga untuk mendapatkan kompetensi berkenaan dengan bekerja dalam kelompok dan berbagai kondisi sosial yang informal; (3) learning to be (belajar menjadi dirinya) dengan lebih menyadari kekuatan dan keterbatasan dirinya, dan terus menerus mengembangkan kepribadiannya menjadi lebih baik dan mampu bertindak mandiri, dan membuat pertimbangan berdasarkan tanggung jawab pribadi; (4) learning to live together (belajar hidup bersama) dengan cara mengembangkan pengertian dan kemampuan untuk dapat hidup bersama dan bekerjasama dengan orang lain dalam masyarakat global yang semakin pluralistik atau /majemuk secara damai dan harmonis, yang didasari dengan nilai-nilai demokrasi, perdamaian, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.
2.1.3 Pengertian Peserta Didik
                   Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah (Sinolungan, 1997). Departemen Pendidikan Nasional (2003) menegaskan bahwa, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Peserta didik usia SD/MI adalah semua anak yang berada pada rentang usia 6 -12/13 tahun yang sedang berada dalam jenjang pendidikan SD/MI.
                   Peserta didik merupakan subjek yang menjadi fokus utama dalam penyeleng-garaan pendidikan dan pembelajaran. Penting Anda pahami sebagai guru kelas SD bahwa pemahaman dan perlakuan terhadap peserta didik sebagai suatu totalitas atau kesatuan. Menurut Semiawan (1999), konsep peserta didik sebagai suatu totalitas sekurangnya mengandung tiga pengertian. Ketiga pengertian itu mencakup, pertama, peserta didik adalah mahluk hidup (organisme) yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya. Aspek fisik dan psikis tersebut terdapat dalam diri peserta didik sebagai individu yang berarti tidak dapat dipisahkan antara suatu bagian dengan bagian lainnya. Kedua, keseluruhan aspek fisik dan psikis tersebut memiliki hubungan yang saling terjalin satu sama lain. Jika salah satu aspek mengalami gangguan misalnya sakit gigi (aspek fisik), maka emosinya juga terganggu (rewel, cepat marah, dll). Ketiga, peserta didik usia SD/MI berbeda dari orang dewasa bukan sekedar secara fisik, tetapi juga secara keseluruhan. Anak bukanlah miniatur orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam keseluruhan aspek dirinya berbeda dengan orang dewasa.
                   Sinolungan (1997) juga mengemukakan, manusia termasuk peserta didik adalah mahluk totalitas “homo trieka”. Ini berarti manusia termasuk peserta didik merupakan: (a) mahluk religius yang menerima dan mengakui kekuasaan Tuhan atas dirinya dan alam lingkungan sekitarnya; (b) mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam berinteraksi dan saling mempengaruhi agar berkembang sebagai manusiaa; serta (c) mahluk individual yang memiliki keunikan (ciri khas, kelebihan, kekurangan, sifat dan kepribadian, dll), yang membedakannya dari individu lain.
                   Jadi, dalam mempelajari dan memperlakukan peserta didik, termasuk peserta didik usia SD/MI hendaknya dilakukan secara utuh, tidak terpisah-pisah. Kita harus melihat mereka sebagai suatu kesatuan yang unik, yang terkait satu dengan lainnya.

2.2  Prinsip-Prinsip Perkembangan
                   Prinsip-prinsip perkembangan yang dikemukakan pada bagian ini bersumber dari buku Perkembangan anak jilad 1 yang ditulis oleh Hurlock (1990). Sajian tentang prinsip perkembangan tersebut mencangkup: kaitan perkembangan dengan perubahan, bandingkan perkembangan awal dengan perkembangan selanjutnya, hubungan perkembangan dengan proses kematangan dan belajar, karakteristik dan urutan pola perkembangan, perbedaan individu dalam perkembangan.
2.2.1 Perkembangan Melibatkan Perubahan
                   Bahwa perkembangan melibatkan perubahan. Tujuan perkembangan adalah realisasi diri atau pencapaian kemampuan bawaan. Sikap anak terhadap perubahan dipengaruhi oleh kesadaran akan perubahan tersebut, bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku anak, sikap social terhadap perubahan ini, bagaimanan mereka mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimana mereka mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimanan kelompok sosial bereaksi terhadap anak ketika perubahan ini terjadi.
2.2.2 Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya
                   Bahwa perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman. Apabila perkembangan membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial anak, ia dapat diubah sebelumnya menjadi pola kebiasaan.

2.2.3   Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
                   Perkembangan menekankan kenyataan bahwa perkembangan timbul dari interaksi kematangan dan belajar dengan kematangan yang menetapkan batas dari perkembangan.
2.2.4 Pola perkembangan dapat diramalkan
                   Walaupun pola yang dapat diramalakan ini dapat diperlambat dan dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa pra lahir dan pasca lahir.

2.2.5 Pola perkembangan mempunyai karakteristik
                   Yang penting diantaranya adalah persamaan pola perkembangan bagi semua anak, perkembangan berlangsung dari tanggapan umum ke tanggapan spesifik, perkembangan terjadi secara berkesinambungan, berbagai bidang perkembangan dengan kecepatan yang berbeda, dan terdapat korelasi dalam perkembangan.
2.2.6  Terdapat perbedaan individu dalam berkembang
                   Bahwa terdapat perbedaan individu dalam perkembangan yang sebagian karena pengaruh bawaan dan sebagian karena kondisi lingkungan. Ini berlaku baik dalam perkembangan fisik maupun psikologis. Kepentingan untuk mengetahui bahwa terdapat perbedaan individu dalam perkembangan adalah bahwa ia mennekankan pentingnya melatih anak sesuai dengan kebutuhannya dan tidak mengharapkan perilaku yang sama pada semua anak.
2.2.7 Periode pola perkembangan
Periode perkembangan biasanya diebut periode pralahir, masa neonatus, masa bati, masa kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak, dan masa puber. Dalam semua periode ini terdapat saat-saat keseimbangan dan ketidakseimbangan, serta pola perilaku yang normal dan yang terbawa dari periode sebelumnya biasanya disebut perilaku “bermasalah”.
2.2.8 Pada setiap periode perkembangan terdapat harapan social
          Harapan sosial ini terbentuk tugas perkembangan yang menungkinkan para orang tua dan guru mengetahui pada usia berapa anak-anak mampu menguasaiberbagai pola perilaku yang diperlukan bagi penyesuaian yang baik.

2.2.9 Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya dan potensial
                   Bahaya tersebut terjadi baik fisik maupun psikologis yang dapat mengubah pola perkembangan.
2.2.10 Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan
Tahun pertama kehidupan biasanya paling bahagia dan masa puber biasanya yang paling tidak bahagia.

BAB. III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
                   Dalam mempelajari perkembangan peserta didik, ada tiga kata kuci yang harus dipahami dengan baik. Ketiganya ialah perkembangan, belajar, dan peserta didik.
                   Yang dimaksud dengan perkembangan adalah serangkain perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan da pengalaman. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakuka individu untuk memperoleh perubahan prilaku yang relative dalam aspek kognitif, afektif, maupun psiko-motorik, yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Sementara peserta didik adalah individu yang merupakan suatu totalitas kesatuan psikofisik yang tidak dapat dipisahkan, mempunyai keunikan masing-masing yang berbeda satu dengan lainnya.
                   Pemahaman peserta didik hendaknya bertolak dari prinsip-prinsip perkembangaan itu sendiri. Hurlock mengungkapkan 10 prinsip perkembangan yang mencangkup (1) perkembangan melibatkan perubahan, (2) perkembangan awal lebih kritis dari perkembangan selanjutnya, (3) perkembangan merupakan hasil proseskematangan dan belajar,(4) perkembangan pola tertentu yang dapat diramalkan, (5) pola perkembangan memiliki krakteristik, (6) perkembangan antar individu terdapat perbedaan, (7)setiap priode perkembangan memiliki karakteristik khusus, (8) terdapat harapan social pada setiap priode perkembangan, (9) setiap perkembangan mengandung bahaya potensi/resiko, (10) kebahagian bervariasi pada berbagai periode perkembangan.
3.2 Saran
                   Sebagai  calon pengajar kita harus tahu perkembgan dari anak dan prinsip-prinsip perkembangan, semoga dengan adanya makalah ini mempermudah calon pengajar dalam memahami pengertian perkembanga belajar peserta didik dan prinsip-prinsip perkembangan peserta didik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar