BAB. I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan
usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek
tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Maka pada unit 1
mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik ini kita akan mempelajari Konsep
Dasar Perkembangan Belajar Peserta Didik yang meliputi Pengertian perkembangan
belajar peseta didik dan Prinsip-prinsip perkembanganyang akan membantu
pemahaman Anda tentang perkembangan belajar peserta didik dengan lebih baik.
I.2 Rumusan Masalah
Makalah ni dapat membekali anda dengan pemahaman yang komprehensif tentang
konsep perkembangan peserta didi. Dengan kata lain usai mempelajari ini anda
dapat :
- Merumuskan pengertian perkembangan, balajar, dan peserta didik
- Menjelaskan tentang prinsip perkembangan peserta didik
I.3 Tujuan
Agar kita tahu pengertian
perkembangan, belajar dan peserta didik. Kita juga bisa menjelaskan tentang
prinsip-prinsip perkembangan peserta didik.
I.4 Manfaat
Makalah ini bermanfaat untuk
menambah wawasan para pembaca, khusus nya civitas akademika Perguruan
Muhamdiyah,agar dapat mengetahui mengenai tugas-tugas perkembangan peserta
didik pada masa kanak-kanak.
BAB.II
PEMBAHASAN
2.1 Pengartian Perkembangan Belajar
Peserta Didik
Pada bagian ini, Anda akan
mempelajari pengertian beberapa istilah berkenaan dengan kata-kata kunci yang
terangkum pada nama mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik yaitu
pengertian perkembangan, pengertian belajar, dan pengertian peserta didik,
khususnya peserta didik usia SD/MI. Dengan mempelajari subunit 1 ini, Anda
diharapkan dapat menjelaskan pengertian perkembangan, belajar, dan peserta
didik, dengan menggunakan kata-kata sendiri.
2.1.1 Pengertian Perkembangan
Perubahan merupakan hal yang
melekat pada pengertian perkembangan E.B Hurlock (istiwidayanti dan Soejarwo,
1991 ) mengemukakan bahwa perkembangan atau development merupakan serangkaian
perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman. Hal ini termasuk perubahan Kuantitatif dan Kualitatif.
Perubahan kuantitatif disebut
juga “pertumbuhan” merupakan buah dari perubahan aspek fisik seperti penambahan
berat, tinggi dan proporsi badan seseorang. Perubahan Kualitatif meliputi
perubahan aspek psikofisik seperti peningkatan kemampuan berpikir, berbahasa,
perubahan emosi dan sikap. Terjadinya dinamika
dalam perkembangan disebabkan adanya ”kematangan dan pengalaman” yang mendorong
seseorang untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi/ realisasi diri.
Kematangan merupakan faktor
internal (dari dalam) yang dibawa setiap individu sejak lahir, seperti ciri
khas, sifat, potensi dan bakat. Pengalaman merupakan intervensi faktor
eksternal (dari luar) terutama lingkungan sosial budaya di sekitar individu.
Kedua faktor (kematangan dan pengalaman) ini secara simultan mempengaruhi
perkembangan seseorang. Seorang anak yang memiliki bakat musik dan didukung
oleh pengalaman dalam lingkungan keluarga yang mendukung pengembangan bakatnya
seperti menyediakan dan memberi les musik, akan berkembang menjadi seorang
pemusik yang handal. Perubahan progresif yang berlangsung terus menerus
sepanjang hayat memungkinkan manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan di
mana manusia hidup. Sikap manusia terhadap perubahan berbeda-beda tergantung
beberapa faktor, diantaranya pengalaman pribadi, streotipe dan nilai-nilai
budaya, perubahan peran, serta penampilan dan perilaku seseorang.
2.1.2 Pengertian Belajar
Cukup banyak para ahli yang merumuskan
pengertian belajar. Slameto (1995) merumuskan belajar sebagai suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya. Sementara Winkel (1989) mendefinisikan belajar sebagai suatu
proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi
aktif individu dengan lingkungannya, sehingga menghasil-kan perubahan yang
relatif menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Jadi, belajar pada hakikatnya merupakan salah satu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi
individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi
secara sadar, bersifat kontinu, relatif menetap, dan mempunyai tujuan terarah
pada kemajuan yang progresif.
Belajar pada abad 21, seperti
yang dikemukakan Delors (Unesco, 1996), didasar-kan pada konsep belajar
sepanjang hayat (life long learning) dan belajar bagaimana belajar (learning
how to learn). Konsep ini bertumpu pada empat pilar pembelajaran yaitu: (1)
learning to know (belajar mengetahui) dengan memadukan pengetahuan umum yang
cukup luas dengan kesempatan untuk bekerja melalui kemampuan belajar bagaimana
caranya belajar sehingga diperoleh keuntungan dari peluang-peluang pendidikan
sepanjang hayat yang tersedia; (2) learning to do (belajar berbuat) bukan hanya
untuk memperoleh suatu keterampilan kerja tetapi juga untuk mendapatkan
kompetensi berkenaan dengan bekerja dalam kelompok dan berbagai kondisi sosial
yang informal; (3) learning to be (belajar menjadi dirinya) dengan lebih
menyadari kekuatan dan keterbatasan dirinya, dan terus menerus mengembangkan
kepribadiannya menjadi lebih baik dan mampu bertindak mandiri, dan membuat
pertimbangan berdasarkan tanggung jawab pribadi; (4) learning to live together
(belajar hidup bersama) dengan cara mengembangkan pengertian dan kemampuan
untuk dapat hidup bersama dan bekerjasama dengan orang lain dalam masyarakat
global yang semakin pluralistik atau /majemuk secara damai dan harmonis, yang
didasari dengan nilai-nilai demokrasi, perdamaian, hak asasi manusia, dan
pembangunan berkelanjutan.
2.1.3 Pengertian Peserta Didik
Peserta didik dalam arti luas
adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat,
sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah
(Sinolungan, 1997). Departemen Pendidikan Nasional (2003) menegaskan bahwa,
peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya
melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Peserta didik usia SD/MI adalah
semua anak yang berada pada rentang usia 6 -12/13 tahun yang sedang berada dalam
jenjang pendidikan SD/MI.
Peserta didik merupakan
subjek yang menjadi fokus utama dalam penyeleng-garaan pendidikan dan
pembelajaran. Penting Anda pahami sebagai guru kelas SD bahwa pemahaman dan
perlakuan terhadap peserta didik sebagai suatu totalitas atau kesatuan. Menurut
Semiawan (1999), konsep peserta didik sebagai suatu totalitas sekurangnya
mengandung tiga pengertian. Ketiga pengertian itu mencakup, pertama, peserta
didik adalah mahluk hidup (organisme) yang merupakan suatu kesatuan dari
keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya. Aspek fisik dan psikis tersebut
terdapat dalam diri peserta didik sebagai individu yang berarti tidak dapat
dipisahkan antara suatu bagian dengan bagian lainnya. Kedua, keseluruhan aspek
fisik dan psikis tersebut memiliki hubungan yang saling terjalin satu sama
lain. Jika salah satu aspek mengalami gangguan misalnya sakit gigi (aspek
fisik), maka emosinya juga terganggu (rewel, cepat marah, dll). Ketiga, peserta
didik usia SD/MI berbeda dari orang dewasa bukan sekedar secara fisik, tetapi
juga secara keseluruhan. Anak bukanlah miniatur orang dewasa, tetapi anak
adalah anak yang dalam keseluruhan aspek dirinya berbeda dengan orang dewasa.
Sinolungan (1997) juga
mengemukakan, manusia termasuk peserta didik adalah mahluk totalitas “homo
trieka”. Ini berarti manusia termasuk peserta didik merupakan: (a) mahluk
religius yang menerima dan mengakui kekuasaan Tuhan atas dirinya dan alam
lingkungan sekitarnya; (b) mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam berinteraksi
dan saling mempengaruhi agar berkembang sebagai manusiaa; serta (c) mahluk
individual yang memiliki keunikan (ciri khas, kelebihan, kekurangan, sifat dan
kepribadian, dll), yang membedakannya dari individu lain.
Jadi, dalam mempelajari dan
memperlakukan peserta didik, termasuk peserta didik usia SD/MI hendaknya
dilakukan secara utuh, tidak terpisah-pisah. Kita harus melihat mereka sebagai
suatu kesatuan yang unik, yang terkait satu dengan lainnya.
2.2
Prinsip-Prinsip
Perkembangan
Prinsip-prinsip perkembangan
yang dikemukakan pada bagian ini bersumber dari buku Perkembangan anak jilad 1
yang ditulis oleh Hurlock (1990). Sajian tentang prinsip perkembangan tersebut
mencangkup: kaitan perkembangan dengan perubahan, bandingkan perkembangan awal
dengan perkembangan selanjutnya, hubungan perkembangan dengan proses kematangan
dan belajar, karakteristik dan urutan pola perkembangan, perbedaan individu
dalam perkembangan.
2.2.1 Perkembangan Melibatkan Perubahan
Bahwa perkembangan melibatkan
perubahan. Tujuan perkembangan adalah realisasi diri atau pencapaian kemampuan
bawaan. Sikap anak terhadap perubahan dipengaruhi oleh kesadaran akan perubahan
tersebut, bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku anak, sikap social terhadap
perubahan ini, bagaimanan mereka mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimana
mereka mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimanan kelompok sosial bereaksi
terhadap anak ketika perubahan ini terjadi.
2.2.2 Perkembangan awal lebih kritis dari pada
perkembangan selanjutnya
Bahwa perkembangan awal lebih
penting dari pada perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat
dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman. Apabila perkembangan
membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial anak, ia dapat diubah sebelumnya
menjadi pola kebiasaan.
2.2.3
Perkembangan
merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Perkembangan menekankan
kenyataan bahwa perkembangan timbul dari interaksi kematangan dan belajar
dengan kematangan yang menetapkan batas dari perkembangan.
2.2.4
Pola perkembangan dapat diramalkan
Walaupun pola yang dapat
diramalakan ini dapat diperlambat dan dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa
pra lahir dan pasca lahir.
2.2.5 Pola perkembangan mempunyai karakteristik
Yang
penting diantaranya adalah persamaan pola perkembangan bagi semua anak,
perkembangan berlangsung dari tanggapan umum ke tanggapan spesifik,
perkembangan terjadi secara berkesinambungan, berbagai bidang perkembangan
dengan kecepatan yang berbeda, dan terdapat korelasi dalam perkembangan.
2.2.6
Terdapat perbedaan individu dalam
berkembang
Bahwa
terdapat perbedaan individu dalam perkembangan yang sebagian karena pengaruh
bawaan dan sebagian karena kondisi lingkungan. Ini berlaku baik dalam
perkembangan fisik maupun psikologis. Kepentingan untuk mengetahui bahwa
terdapat perbedaan individu dalam perkembangan adalah bahwa ia mennekankan
pentingnya melatih anak sesuai dengan kebutuhannya dan tidak mengharapkan
perilaku yang sama pada semua anak.
2.2.7
Periode pola perkembangan
Periode
perkembangan biasanya diebut periode pralahir, masa neonatus, masa bati, masa
kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak, dan masa puber. Dalam semua periode ini
terdapat saat-saat keseimbangan dan ketidakseimbangan, serta pola perilaku yang
normal dan yang terbawa dari periode sebelumnya biasanya disebut perilaku
“bermasalah”.
2.2.8
Pada setiap periode perkembangan terdapat harapan social
Harapan sosial ini terbentuk tugas
perkembangan yang menungkinkan para orang tua dan guru mengetahui pada usia
berapa anak-anak mampu menguasaiberbagai pola perilaku yang diperlukan bagi
penyesuaian yang baik.
2.2.9
Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya dan potensial
Bahaya
tersebut terjadi baik fisik maupun psikologis yang dapat mengubah pola
perkembangan.
2.2.10
Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan
Tahun pertama kehidupan biasanya
paling bahagia dan masa puber biasanya yang paling tidak bahagia.
BAB. III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam mempelajari
perkembangan peserta didik, ada tiga kata kuci yang harus dipahami dengan baik.
Ketiganya ialah perkembangan, belajar, dan peserta didik.
Yang dimaksud dengan
perkembangan adalah serangkain perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat
dari proses kematangan da pengalaman. Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakuka individu untuk memperoleh perubahan prilaku yang relative dalam aspek
kognitif, afektif, maupun psiko-motorik, yang diperoleh melalui interaksi
individu dengan lingkungannya. Sementara peserta didik adalah individu yang
merupakan suatu totalitas kesatuan psikofisik yang tidak dapat dipisahkan,
mempunyai keunikan masing-masing yang berbeda satu dengan lainnya.
Pemahaman peserta didik hendaknya
bertolak dari prinsip-prinsip perkembangaan itu sendiri. Hurlock mengungkapkan
10 prinsip perkembangan yang mencangkup (1) perkembangan melibatkan perubahan,
(2) perkembangan awal lebih kritis dari perkembangan selanjutnya, (3)
perkembangan merupakan hasil proseskematangan dan belajar,(4) perkembangan pola
tertentu yang dapat diramalkan, (5) pola perkembangan memiliki krakteristik,
(6) perkembangan antar individu terdapat perbedaan, (7)setiap priode
perkembangan memiliki karakteristik khusus, (8) terdapat harapan social pada
setiap priode perkembangan, (9) setiap perkembangan mengandung bahaya
potensi/resiko, (10) kebahagian bervariasi pada berbagai periode perkembangan.
3.2 Saran
Sebagai calon pengajar kita harus tahu perkembgan dari
anak dan prinsip-prinsip perkembangan, semoga dengan adanya makalah ini
mempermudah calon pengajar dalam memahami pengertian perkembanga belajar
peserta didik dan prinsip-prinsip perkembangan peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar